Kisahku Menjadi Orang Yang Gemar Berbagi
Kisahku menjadi orang yang gemar berbagi zakat bermula dari
masa lalu yang kelam dan penuh dengan dosa.
Zakat? Hal pertama kali ketika saya mendengar kata zakat
adalah kegiatan yang sia-sia, tidak
berguna, dan membuat miskin. Dari pada uang dihamburkan untuk zakat mendingan
buat beli rokok. Saya juga memilki
pribadi yang bodoh yang kesetiap harinya hanya bermain saja.
Masa lalu saya sangat buruk dan dipenuhi oleh kegiatan
duniawi, sedangkan bagian saya untuk akhirat hampir tidak ada sama sekali. Saya
beragama islam tetapi perilaku saya sudah bukan islam lagi, itulah saya di masa
lalu.
Sampai suatu hari..
Tepatnya pada hari pertama bulan ramadhan. Di kompleks
perumahan saya hampir semua orang gembira karena menyambut bulan suci ramadhan
sedangkan saya seperti biasanya, merokok dan nongkrong dengan teman-teman yang
tidak jauh beda dengan saya.
Suatu ketika, saat hari menjelang maghrib ada
seseorang yang sangat mengganggu saya dan kawan saya. Dengan alih orang itu
ingin membagikan takjil berbuka kepada saya dan rekan-rekan saya. Dengan sontak
saya pun menertawai dia dan saya bilang kepada orang tersebut :
“ Buat apa puasa!!! Gak ada gunanya! Cuma laper doang!!! Lo
juga ngapain ngasih takjil ke gua, emangnya gua orang apaan? “
Tanpa banyak bicara orang tersebutpun meninggalkan saya dan
teman-teman saya, keesokan harinya saya mengalami musibah yang sangat berat,
orang tua saya meninggal dunia Karena kecelakaan. Saya pun merasa terpukul dan
sangat sedih.
Dengan larutan kesedihan saya pun berjalan tanpa arah, suatu
ketika saya melewati yayasan anak-anak yatim piatu, alangkah terkejutnya saya
saat melihat suasana yang ada di yayasan tersebut. Bagi saya sangatlah aneh
ketika anak-anak yang tidak mempunyai orang tua tetapi dia sangat gembira dan
ceria.
Saya pun menjadi penasaran, dan pada sore hari menjelang
maghrib alangkah terkejutnya saya ternyata anak-anak tersebut bahagia akibat
ada orang baik yang menghiburnya dan memberikan takjil berbuka kepadanya.
Saya pun merasa tersentuh, dan esok hari saya memulai untuk
mencoba melaksanakan puasa. Awal yang berat bagi saya untuk berpuasa karena ini
adalah pertama kalinya saya mendekatkan diri kepada allah SWT. Pada hari itu
juga saya berniat untuk berbagi takjil kepada kaum dhuafa tetapi saya hanya
memiliki uang sebesar Rp.15.000, uang
yang biasanya dibeli untuk sebungkus rokok tetapi sekarang saya telah membulatkan
tekad untuk berbagi melalui uang Rp.15.000 tersebut.
Saya pun membeli 3 buah escampur dan pada sore harinya, saya
sangat bersemangat untuk mendatangi yayasan yatim piatu. Setelah adzan maghrib
memanggil pertanda waktunya berbuka puasa, sayapun menikmati buka puasa pertama
saya ditemani bersama anak-anak yatim piatu.
Tetapi saat berbuka ada yang aneh dari salah satu anak di
yayasan tersebut, tatapan matanya kosong dan terlihat sangat sedih. Saya pun
mendatangunya dan menanyakan kepadanya kenapa ia bersedih.
“ ayah dan ibu saya sudah meniggal, dulu saat berbuka saya
selalu bersamanya. Tetapi sekarang saya sudah
tidak bisa merasakan hal itu
lagi. “ ungkap anak yang sedang bersedih.
Setelah mendengar penyebabnya saya pun meneteskan air mata,
entah apa yang terlintas di otak saya sampai-sampai saya membuatkan kata-kata
di selembar kertas kepadanya agar dia termotivasi.
“ Saya anak yang bodoh, ketika orang tua saya masih ada,
saya belum pernah merasakan buka puasa bersama dengannya. Tetapi ketika sudah
tidak ada saya menyesal, tetapi penyesalan berakhir ketika saya berbuka puasa
bersama orang yang saya cintai “ itulah isi dari selembar kertas yang saya
tulis.
Anak tersebut pun langsung mengubah ekspresinya menjadi
tersenyum tanpa terlihat lagi rawut wajah yang sedih pada anak tersebut.
Waktu terus berjalan.. dan saya pun mulai merasakan nikmatnya
menjadi orang yang suka berbagi, saya pun mulai mengenal Dompet Dhuafa dan saya
mulai membagi keceriaan kepada Indonesia melalui Zakatnesia.
Awal yang sangat tidak diduga-duga.
pribadi yang bodoh
seperti saya menjadi seorang yang gemar berbagi. Hmm…
Saya menjadi donatur zakat di Zakatnesia, walaupun nilai
zakat yang saya keluarkan tidak seberapa tapi saya yakin apa yang saya lakukan
dapat bermanfaat bagi orang banyak. Lagi pula saya yakin apa yang saya
keluarkan dapat bermanfaat bagi perkembangan Indonesia. Salah satunya melalui
Pengembangan Sosial yang sangat berguna bagi saudara kita yang tertimpa
musibah.
Zakat bukan hanya berguna untuk orang lain saja, contohnya
ketika saya berbagi kepada anak-anak di yayasan yatim piatu saya sangat
merasakan manfaat zakat melalui hati. Hati dan pribadi saya seolah-olah dicas
dari yang tadinya lowbattery menjadi full. Rasa kehilangan orang tua saya menjadi
terganti dengan melihat orang lain bahagia.
Saya harap teman-teman semua menjadi seorang yang rajin
berbagi dan menyalurkan zakat dengan ikhlas aamiin.
saya menjadi lebih visioner ketika membaca artikel ini, terimakasih
ReplyDeletesama-sama ^_^ sukses selalu yaa..
Deletesangat inspiratif mas
ReplyDeletenama kita sama :V, semoga agan dapat mengambil hikmah dari cerita ini..
Deletebanyak belajar dari artikel abang nih. tengkyu :v
ReplyDeletesama-sama om..
Deleteenak dibaca dan alur ceritanya tidak bertele-tele
ReplyDeletehehehe.. terima kasih mas..
Deletenice artikel, sangat mantapppppppppp
ReplyDeleteterima kasih mas.. khoirul ^_^
Deleteboleh dishare mas.. bagus nih buat materi ngisi (y)
ReplyDeletesilahkan mas..
DeleteGemar berbagi itu bisa mendatangkan rejeki melimpah, bisa saja terjadi, sekarang sedekah 100rb, besok menang lomba blog dan dapet 10juta, mau kan ?
ReplyDeleteinspiratif banget gan..
ReplyDelete