"Secercah" Perihal Pendidikan Yang Ada Di Indonesia Melalui Sudut Pandang Pelajar
Pendidikan Di Indonesia
news.okezone.com |
Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak asset terutama
berada pada anak mudanya yang sangat berpaku kepada pendidikan di negri ini. Tetapi
kita semua pasti mengamati dan tau persis seperti apa pendidikan yang ada di Indonesia
ini. Terlihat dari reshuffle menteri yang dilakukan oleh pak presiden JokoWidodo yang mengganti menteri pendidikan yang tadinya Pak Anies Baswedan
menjadi Pak Muhadjir Effendy.
Jika sudah ada reshuffle menteri yang melibatkan menteri
pendidikan, ini berarti ada yang tidak beres dengan pendidikan di negeri ini,
tetapi kita juga harus tetap berprasangka baik. Yang saya pikirkan mungkin saja
Pak Jokowi ingin membuat perubahan yang lebih mencolok lagi dan lebih baik lagi
pada era pak Muhadjir Effendy.
Terlihat juga riset yang diadakan oleh PISA (Program for International Student Assessment)
yang dilakukan pada tahun 2015. Dan didapatkan hasil yang sangat mengejutkan,
yaitu Indonesia mendapatkan peringkat 69 dari 76 negara. Dari sini kita bisa
tau seberapa bagus kualitas pendidikan yang ada di Indonesia jika dibandingkan
pada pendidikan Negara – Negara tetangga sebelah kita.
3 Ikatan Istimewa Pendidikan Indonesia
Dalam dunia pendidikan
pasti ada sebuah ikatan istimewa yang membuat pendidikan di Indonesia ini terus
terbangun dan terus berkembang maju. Siapakah 3 ikatan istimewa tersebut ?
Ikatan istimewa tersebut
adalah guru, murid dan kurikulum. Ketiga hal ini tidak bisa dilepaskan dan harus
bersatu padu agar pendidikan di Indonesia ini tidak ada keluhan dan bisa
membuat Indonesia menjadi terus maju karena pendidikannya. Hal yang paling
dasar adalah hubungan antara murid dengan system pendidikan yang ia jalani,
karena jika pada dasarnya murid sudah tidak menyukai system pendidikan yang ada
pada sekolah, mau tidak mau si guru akan mendapat PR yang berat dan menumpuk.
Karena jika murid tidak
suka atau mulai mengeluh dengan system pendidikan (Kurikulum) yang ada di
sekolah maka murid tersebut yang ada hanya malas – malasan bersekolah, karena
apa yang ia jalani
tidak sesuai dengan
keinginan mereka. Dalam hal ini memang dilihat sangat manja, tetapi kebebasan untuk
belajar tanpa ada tekanan lebih baik dari pada belajar dengan penuh tekanan.
Diutamakan pula antara hubungan guru dengan murid, karena jika
murid sudah menyukai atau mencintai gurunya sendiri, maka pelajaran dan ilmu
yang masuk dari belajar dan mengajar akan mengalir begitu saja ke dalam pikiran
si murid. Seolah – olah murid akan tercerahkan dan mendapat hal yang sangat
berharga ketika belajar.
Yang menjadi permasalahan
juga adalah dimana guru yang member pengajaran kepada murid di sekolah yang
kurang kreatif dan kurang inovasi ketika proses belajar mengajar. Semua murid
pasti akan mudah bosan jika belajar dengan guru yang mengajarnya tidak ada
sesuatu yang istimewa pada guru tersebut. Oleh sebab itu alangkah lebih baik,
apabila guru,murid dan kurikulum dapat sejalan dengan baik. Saya yakin jika
semua ini berjalan dengan baik, maka kita tinggal menunggu saja seperti apa Indonesia
di masa depan #Gemilang
“Tikus Percobaan” Kurikulum Tidak Sesuai,
Kami Kuat Pak!!
Kurikulum pada system pendidikan
di Indonesia memang sudah berganti dari waktu ke waktu selama 11 kali. Dimulai pada
tahun 1947 sampai tahun 2015. [sumber]
Memang sejatinya kurikulum
yang berganti tersebut mengikuti
perubahan zaman dan memperbaharui kecacatan yang ada pada program pendidikan
tersebut. Tetapi untuk pada era tahun 2000-an terhitung pemerintah telah
mengganti kurikulum sebanyak 4 kali. Yaitu pada tahun 2004 yang mengutamakan KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) selanjutnya pada tahun 2006 yang biasa disebut dengan KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) lau kurikulum 2013 yang menekankan
penilaian sikap,pengetahuan dan keterampilan. Dan yang terakhir adalah
kurikulum 2015 yang merupakan perkembangan dari kurikulum 2013 dan masih dalam
tahap penyempurnaan.
Dilihat dari
kurikulum yang kerap berganti, tentu saja ini adalah strategi pemerintah untuk
membuat pendidikan di Indonesia ini terus berkembang dan maju. Tetapi apa yang
dirasakan para murid ketika kurikulum tidak konsisten ?
Pada dasarnya
saya lebih suka dengan kurikulum KTSP tetapi juga suka dengan kurikulum 2013,
itu adalah pendapat saya sebagai murid.. tetapi tentu saja pendapat seseorang
adalah berbeda – beda, ada yang membenci kurikulum 2013 ada juga yang tidak
suka dengan KTSP. Dan yang paling ngenesnya adalah ketika murid tersebut sudah
nyaman dengan system pendidikan yang ia jalani, tetapi pemerintah berkata
lain.. dan merubah system pendidikan (Kurikulum) yang sudah nyaman bagi murid,
dan memaksa murid tersebut untuk mencoba kurikulum yang baru. Kira – kira apa
yang dirasakan si murid ?
Kami rela
menjadi “Tikus Percobaan” asalkan semua ini dilakukan untuk kemajuan Indonesia dan
juga untuk diri kami sendiri yang sudah bisa dijamin pendidikannya sampai
jenjang yang lebih tinggi. Lagi pula memang pendapat semua orang berbeda –
beda, yang tidak suka dengan ketidak konsistenan kurikulum ini. Tetapi ada juga
yang suka dengan kurikulum yang terus berganti, karena dinilai memberikan
pengalaman dan pelajaran yang baru.
Moral anak
bangsa yang ada di negeri ini sudah sangat mengkhawatirkan, sudah jangan
ditanya lagi seberapa parahnya moral yang ada di Indonesia ini, dikhususkan
pada anak bangsa terutama remaja atau pelajar.
Penyebab moral
yang ada pada diri remaja di Indonesia ini sedikit “Konslet” adalah dikarenakan
jauhnya remaja tersebut dikhususkan kepada pelajar pada nilai – nilai moral
yang ada pada pendidikan kewarganegaraan. Menurut saya pribadi bukan hanya jauh
akan nilai moral yang ada di pendidikan kewarganegaraan saja, tetapi factor pendekatan
diri kepada tuhan (Agama) juga menjadi factor yang lebih penting untuk
membangun pribadi remaja yang lebih baik.
Kurikulum 2013
adalah kurikulum yang terdapat penilaian sikap pada program pembelajarannya. Ini
adalah hal yang sangat bagus, dan yang saya harapkan jika terdapat kurikulum
yang baru penilaian sikap tidak dihilangkan dan terus dipertahankan. Tetapi ada
hal yang harus ditambahkan, yaitu pada pelajarannya.
Karena jika
bicara tentang sikap, hanya ada satu pelajaran yang terdapat nilai sikap yang
sangat baik dan sempurna yaitu pelajaran Agama. Seharusnya pelajaran agama
ditambahkan lagi jam pelajarannya, ini berlaku untuk semua sekolah di Indonesia.
Bukan hanya sekolah islam saja. Tetapi faktanya adalah walaupun sudah ada
penilaian sikap, tetapi usaha untuk memperbaiki sikap tersebut adalah “NOL” dan oleh sebab
itu pula diwajibkan untuk menekankan ilmu Agama kepada semua siswa yang ada di Indonesia
ini.
Karena pada
dasarnya pelajaran agama adalah pelajaran yang membuat kita untuk mengenal
lebih dekat lagi tuhan, jika kita kita sudah dekat dengan tuhan maka kita pasti
memiliki sikap Taqwa (Menjauhi segala larangannya, dan menuruti segala
perintahnya). Jika pelajar di Indonesia sudah memiliki sifat taqwa, apakah
mereka masih berani berbuat hal negative ? jika sudah “taqwa” apakah sikapnya
NOL ?
Bukan Hanya
Kurikulum, UN Pun Masih Belum Konsisten
blog.ruangguru.com |
Dikhususkan
pada tahun 2016 ini, pemerintah telah mencoba system UN yang memakai berbasis Komputer
(UNBK) yang juga dilakukan pada tahun 2015 kemarin. Walaupun masih belum merata
dalam melaksanakan UNBK di setiap daerah, tetapi kebanyakan dari pelaksanaan
pada tahun kemarin berjalan dengan lancar.
Hampir setiap
tahun, banyak rumor dari media bahwa UN akan dihapuskan, UN akan dihapuskan, UN
akan dihapuskan. Tetapi nyatanya adalah ZONK. Rumor yang selalu ada di setiap
tahun, dan hampir setiap tahunnya banyak siswa yang mengharapkan ini benar –
benar terjadi. Karena banyak yang menilai bahwa UN hanya akan menjadi beban dan
merasa bahwa nilai Raport di setiap semester sudah mampu menunjukkan kualitas
siswa tanpa ada UN.
Pada bulan
oktober ini juga terdapat isu baru bahwa Menteri pendidikan Muhadjir Effendy
akan mengkaji ulang pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2016. Menteri pendidikan
Muhadjir Effendy mengungkapkan "Untuk UN, kami melakukan kajian internal. Kami
akan lihat manfaatnya, karena terbatasnya anggaran. Apalagi tahun depan, banyak
program prioritas lainnya,". [sumber]
Memang
kita semua belum tau seperti apa UN yang akan diselenggarakan nantinya, tetapi
pada dasarnya semuanya pasti ingin berjalan dengan lancar tanpa ada aturan yang
membuat ribet, serta ujian nasional yang akan dilaksanakan berjalan tanpa ada
syarat yang membuat murid menjadi beban dalam pikirannya.
Jika
harus berkata, memang pemerintah sangat hebat. Didalam kondisi anggaran yang
sedang devisit dan banyak pemotongan yang ada pada RAPBN tetapi tidak ada
pemotongan sepersenpun pada Pendidikan.
Harapan Dan
Keinginan Kami (Pelajar)
1
. Pendidikan di Indonesia dapat terus maju, dan bisa setingkat dengan Negara – Negara
yang sudah terbukti kualitas pendidikannya yang bagus.
2
. Hubungan antara “3 ikatan tersebut” dapat sesuai dan tidak ada kendala yang
membuat ketiga pilar tersebut rusak.
3
. Pendidikan yang diterapkan dikhususkan pada kurikulum, untuk tidak memaksakan
murid untuk menjadi hal yang tidak dinginkan murid.
4
. Tingkat Konsisten pada system pendidikan Indonesia mejadi lebih oke, agar
semua pelaku pendidikan dapat melakukan hal yang baik dan melakukan kegiatan
secara Totalitas serta dapat mengembangkannya.
5
. Penambahan Pelajaran Agama, Agar membuat moral anak bangsa menjadi lebih baik
lagi.
6
. Penilaian Sikap dan prilaku pada pendidikan untuk tidak dihilangkan dan dapat
menyeluruh serta berlaku untuk semua kurikulum, bukan hanya kurikulum 2013 saja.
7
. Kami rela menjadi “tikus percobaan” asalkan itu untuk membuat pendidikan di
negeri ini menjadi lebih baik lagi, jadi silahkan untuk memperbaharui dan
memperbaiki kecacatan pada pendidikan yang ada di Indonesia ini.
8 . Bukan hanya pada pendidikannya saja tetapi kami
para murid juga menginginkan kesejahteraan guru kami, karena banyak didengar
kabar bahwa banyak guru yang kurang sejahtera secara ekonomi. Mereka jarang
demo untuk menaikkan gaji, tetapi mereka tetap ikhlas. #luarbiasa
Secercah Hiburan “Video”
;
0 Response to ""Secercah" Perihal Pendidikan Yang Ada Di Indonesia Melalui Sudut Pandang Pelajar"
Post a Comment